7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang

7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang - Hallo sahabat Dcly 1 - Download Film Movie All, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Seputar Sumedang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang
link : 7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang


7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang



Kota Sumedang memang merupakan kota yang banyak akan nilai sejarah, kuliner, budaya, dan keindahan alamnya yang membentang luas :D



Mungkin bagi anda yang pernah berkunjung atau sekedar melewati Kota Sumedang, anda akan melihat berbagai tugu atau patung-patung yang biasanya ada di sekitar bundaran atau bahkan pertigaan di sudut Kota Sumedang. Nah, anda tahu tidak, (ehhh maaf kata 'tahu' disini bukan makanan ya!) :D Kalau Kota Sumedang punya banyak tugu atau patung-patung yang mungkin belum anda ketahui. Inilah "7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang". Check It Out!!!



1. Patung Kuda R�nggong



Patung kuda r�nggong terletak di daerah Samoja Kelurahan Pasanggrahan. Posisinya di pinggir jalan raya sebelum masuk ke wilayah kota Sumedang dari arah barat (Bandung). Tepatnya di pertigaan Samoja sebelah kanan jalan raya. Sehingga bagi yang mau mengunjungi kota Sumedang dari arah Bandung akan melewati patung ini.



Patung kuda r�nggong ini dibuat menggunakan komponen campuran tanah dan semen. Patung ini dibangun pada tahun 1996 dan telah menjadi simbol daerah pertigaan Samoja. Bentuk patungnya sendiri berupa kuda yang sedang mengangkat kedua kaki depannya di hadapan seorang pawangnya. Patung ini menunjukkan kuda renggong yang sedang melakukan atraksi kuda silat. Atraksi kuda silat biasa ditampilkan oleh kuda renggong yang sudah terlatih dengan jurus-jurus yang diajarkan pawangnya. Yang menjadi lawannya adalah pawangnya sendiri yang juga pelatihnya.


(Sumber: kabarpriangan.co.id)
??????????


2. Tugu Adipura Alamsari Sumedang



Dahulu Sumedang dikenal dengan sebutan kota buludru. Setidaknya sampai dekade 1980-an, sebutan ini masih bisa terwakili dengan kondisi kota Sumedang yang rindang dengan pepohonan. Kondisi kota Sumedang waktu itu sangat menyenangkan bagi siapa saja yang mengunjunginya. Dengan rindangnya pepohonan, menyebabkan teduhnya jalanan, sejuk dan segarnya udara kota Sumedang. Jika dipandang dari udara, Sumedang sangat hijau dan rindang seperti kain beludru.



Dengan kondisi yang asri tersebut, tidak heran jika Kabupaten Sumedang pernah mendapatkan penghargaan piala Adipura. Piala Adipura yang pertama diraih Kabupaten Sumedang sebagai kabupaten yang bersih dan indah pada tahun 1984. Dan pada tahun 1997 Kabupaten Sumedang dibawah kepemimpinan bupati H.M. Husein Jachjasaputra bisa meraih kembali Piala Adipura untuk yang kedua kalinya.



Untuk mengenang raihan Kabupaten Sumedang akan Piala Adipura tersebut, dibangunlah monumen atau tugu Adipura di perempatan (bunderan) Alamsari. Tugu yang menyatakan bahwa Kabupaten Sumedang pernah mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten yang bersih dan indah. Lokasinya yang berada di pintu masuk kota Sumedang dari sebelah timur (dari arah Cirebon) memudahkan dilihatnya. Siapapun yang masuk ke kota Sumedang dari arah timur atau keluar kota Sumedang ke arah timur akan melewatinya.



(Sumber: Inilah.com, DPRD Sumedang)

??????????


3. Tugu Opak Conggeang


Tugu Opak Conggeang merupakan sebuah bangunan tugu atau monumen yang berdiri di pertigaan jalan Conggeang. Bangunan tugu ini berdiri di tengah pertigaan jalan Conggeang yang menghubungkan Paseh, Buahdua dan Ujungjaya. Bangunannya berupa tangan manusia yang sedang memegang opak.

Pembangunan Tugu Opak di Conggeang ini erat kaitannya dengan produk olahan yang menjadi andalan dari wilayah Kecamatan Conggeang ini. Kawasan Kecamatan Conggeang terkenal dengan penganan olahan yang dinamakan opak. Berbagai jenis industri rumah tangga memproduksi opak ini baik dalam skala kecil maupun skala besar. Diawali sekitar dekade 1990-an, perkembangan industri penganan opak dan sejenisnya ini mengalami peningkatan. Dan akhirnya, penganan opak ini menjadi ciri khas Conggeang. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian dibangun tugu opak yang berlokasi di Conggeang ini.

Tugu Opak Conggeang ini dibangun sekitar akhir tahun 2011. Lokasinya berada di pertigaan Conggeang tepatnya di lahan kosong yang menjadi penanda tengah-tengah pertigaan tersebut. Tempat kosong yang sebelumnya hanya dibangun tembok bundar dengan plang penanda arah di atasnya, diubah menjadi bangunan tugu. Dengan mengambil tempat di tengah pertigaan ini, Tugu Opak akan terlihat dari segala arah oleh pengunjung yang melewati wilayah Conggeang, baik dari arah Paseh, Buahdua maupun dari arah Ujungjaya.


(Sumber: dari berbagai sumber yang ada)
??????????

4. Tugu Lingga

Nah, jika kita berkeliling kota Sumedang, selain kita menemukan makanan dan kesenian ciri khasnya itu, kalian juga akan menemukan beberapa bangunan bersejarah peninggalan zaman Belanda. Salah satunya bangunan yang telah menjadi saksi sejarah pada zaman Belanda adalah monumen Lingga atau ada juga yang menyebutnya dengan Tugu Lingga.

Monumen yang berada tepat di tengah alun-alun kota Sumedang ini dibangun sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa Bupati Sumedang kala itu, yakni Pangeran Aria Suria Atmadja. Karena beliau dianggapsangat berjasa dalam mengembangkan kota Sumedang di berbagai bidang, seperti pertanian, perikanan, kehutanan, peternakan, kesehatan, pendidikan dan banyak bidang lainnya. Beliau memerintah di kota Sumedang dari tahun 1883 sampai 1919. Beliau wafat di Mekah ketika sedang melaksanakan ibadah haji pada 1 Juni 1921.

Monumen Lingga sendiri dibangun oleh Pangeran Siching dari Belanda pada tahun 1922 yang kemudian diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu Mr. Dirk Fock, yaitu pada 22 Juli 1922. Pada saat peresmian monumen ini ikut hadir bupati Sumedang yang menggantikan Pangeran Aria Suria Atmadja, yakni Tumenggung Kusumadilaga dan beberapa pejabat Hindia Belanda dan tentunya orang-orang pribumi.


(Sumber: djamandoeloe.com)
??????????

5. Patung Pangeran Kornel & Daendels

Jika kita menelusuri jalan di ruas Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, akan menemui sebuah monumen patung dua lelaki sedang bersalaman, uniknya, yang satu pakai tangan kanan, yang satu lagi pakai tangan kiri. Konon, yang menggunakan tangan kanan adalah Herman Willem Daendels, Gubernur Jendral Hindia Timur tahun 1808-1811, sementara yang menggunakan tangan kiri adalah Pangeran Kornel. Siapakah Pangeran Kornel, dan mengapa memakai tangan kiri?

Daendles, seperti diketahui adalah pemrakarsa pembangunan Jalan raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan yang dimulai pada tahun 1808. Karena anggaran pembangunan terbatas, Daendels meminta (memerintahkan) para bupati untuk menyediakan tenaga kerja wajib tentu dengan upah murah, maka terjadilah mobilisasi besar-besaran tenaga kerja wajib dari masing-masing kabupaten. Mobilisasi kerja wajib yang lebih tepat dikatakan kerja paksa itu, ternyata banyak memunculkan terjadinya ketegangan antara penduduk pribumi dan penguasa Belanda. Ketegangan terjadi karena para pekerja menanggung beban kerja amat berat, apalagi dalam kondisi perbekalan yang minim, upah yang sangat kecil, peralatan terbatas dan di banyak lokasi  harus menembus medan yang amat berat. Ketegangan itu pula yang muncul tatkala pembangunan jalan harus menembus ruas Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, di mana para pekerja harus membelah bukit di medan yang curam, dengan peralatan amat sederhana, berupa linggis.

Alkisah, Bupati Sumedang saat itu, Pangeran Kusumadinata IX atau yang dikenal sebagai Pangeran Kornel, tidak rela, tak berkenan, melihat rakyatnya diperlakukan semena-menadalam pembangunan jalan itu, dan diapun menumpahkan kekesalannya itu kepada Daendels ketika Daendels sedang menginspeksi pembangunan jalan di ruas Cadas pangeran. Diceritakan bahwa ketika menyambut Daendels, Pangeran Kornel berjabat tangan dengan tangan kiri sementara tangan kanannya memegang keris, seolah-olah menantang. Jabat tangan yang tak lazim itu, tidak sekedar menunjukkan protes Pangeran Kornel terhadap Daendels, tetapi juga sebagai ancaman.

Keberanian Pangeran Kornel itu kini diabadikan melalui patung yang terletak di batas ruas Cadas Pangeran, dan merupakan salah satu kebanggaan rakyat Sumedang hingga sekarang.


(Sumber: kompasiana.com)
??????????

6. Tugu Mahkota Binokasih

Tugu Mahkota Binokasih tersebut berlokasi di tengah Bundaran Polres di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan. Ini akan menjadi etalase dimana saat pengunjung masuk ke pusat kota Sumedang lebih awal akan melihat tugu ini.

Tugu ikon Kabupaten Sumedang ini dikerjakan oleh CV. Jaya Berkah Abadi (JBA) dengan sumber anggaran dari dana CSR Bank BJB. Adapun total nilai dana pembangunan mencapai Rp 1,1 miliar.  di atas tugu Bundaran Polres. Dengan diameter 15 meter dan tinggi sekitar 12 meter, tugu ini akan menjadi ciri khas Sumedang. Di sekitar tugu pun akan dihiasi air mancur dan taman yang indah dan malam hari akan dihiasilampu sinar laser.

Patung Mahkota Binokasih sengaja dipasang di puncak tugu, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Berdasarkan sejarahnya, mahkota tersebut peninggalan Kerajaan Pajajaran yang diserahkan kepada Raja Sumedang Larang, Prabu Geusan Ulun. Replika mahkota tersebut diperbesar menjadi  2 meter.

(Sumber: wisatajabar.com)
??????????

7. Tugu Taman Endog

Taman Endog, atau Taman Telur jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di pusat kota Sumedang. Taman yang dibangun sekitar tahun 1990-an oleh Pemkab Sumedang ini, di tengah tamannya terdapat tugu berbentuk telur raksasa yang di bawahnya disangga oleh dua tangan, itulah kenapa taman ini disebut dengan "Taman Endog".

Taman Endog ini menjadi penanda pertigaan menuju daerah kabuyutan yang ada di Sumedang, yaitu Kabuyutan Cipaku, Darmaraja. Sayangnya, kabuyutan ini berada di area genangan Waduk Jatigede yang sudah mulai digenangi pada bulan Agustus 2015 kemarin. Otomatis, salah satu kabuyutan yang ada di tanah Sunda ini akan tergenang, dan menghilang dari pandangan mata.


(Sumber: wewengkonsumedang.com)
??????????

Sekian "7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang", Kurang Lebihnya Mohon Maaf Semoga Bermanfaat :D

Jika Memang Penting, Silahkan Klik 'Share/Bagikan' ;)


Demikianlah Artikel 7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang

Sekianlah artikel 7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 7 Tugu Dan Patung Ikon Kota Sumedang dengan alamat link https://dcly1.blogspot.com/2017/03/7-tugu-dan-patung-ikon-kota-sumedang.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel